Konsep diri adalah suatu cara berpikir seseorang tentang dirinya sendiri, baik fisik, emosi, psikologis, dan sebagainya.
Menurut Hurlock (1974), konsep diri mempunyai tiga komponen utama, yaitu:
1. Komponen perseptual, yaitu image mengenai penampilan fisik seseorang dan kesan fisik tersebut yang ditampilkan pada orang lain. (Physical self concept).
2. Komponen konseptual, yaitu menyangkut tentang psikologi seseorang apakah mengenai karakteristik, latar belakang, masa depannya, kemampuan, dan ketidakmampuannya. (Psycological self concept).
3. Komponen sikap, yaitu mengenai sikap atau apa yang kita lakukan selanjutnya untuk komponen perseptual dan komponen konseptual yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Menurut Caulhoun (1990), konsep diri memiliki tiga dimensi, yaitu:
1. Pengetahuan tentang diri sendiri : Maksudnya adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita, seperti usia, jenis kelamin, keturunan, agama, kebangsaan kita, dan lain sebagainya. Hal ini perlu karena dengan kita mengetahui hal-hal itu maka kita akan semakin mengenal siapa diri kita sebenarnya.
2. Harapan terhadap diri sendiri : Maksudnya adalah kita berpikir bahwa akan jadi apakah kita di masa depan (cita-cita kita). Hal itu penting, karena apa yang kita pikirkan tentang cita-cita kita membuat kita berusaha untuk menjadi apa yang kita cita-citakan dan dapat memandu kegiatan kita dalam seumur hidup kita.
3. Evaluasi diri sendiri : Maksudnya adalah kita berpikir apakah kita sudah benar-benar sesuai dengan apa yang kita harapkan? Jika menurut kita sesuai maka kita dapat menghargai diri kita sendiri. Jika tidak, maka sebaliknya, kita tidak akan bisa menghargai diri kita sendiri dan secara otomatis akan merendahkan harga diri kita sendiri.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI SESEORANG
1. Orang Tua : Orang yang paling dekat dalam hidup kita pasti orang tua. Tanpanya kita tidak akan bisa menjadi seperti ini. Beliaulah yang paling pertama membentuk konsep diri kita. Seperti segala sanjungan, senyuman, pujian, dan penghargaan akan memberikan penilaian yang positif terhadap diri kita.
2. Faktor Sosial : Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi seseorang dengan orang-orang di sekitarnya. Individu yang berstatus sosial tinggi akan mempunyai konsep diri yang lebih positif dibandingkan dengan individu yang berstatus sosial rendah.
3. Belajar : Konsep diri terbentuk karena proses belajar dari pengalaman individu terhadap seseorang.
Contoh: Seorang anak yang gendut, melalui pengalamannya dipanggil "bola"oleh teman-temannya, maka anak tersebut akan cenderung kurang menghargai dirinya sendiri karena gendut bukanlah sifat yang dihargai di lingkungannya.
KONSEP DIRI POSITIF DAN KONSEP DIRI NEGATIF
Menurut Brooks dan Emmart (1976), orang yang memiliki konsep diri
positif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
1. Merasa mampu mengatasi
masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif untuk mengatasi
persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.
2. Merasa setara dengan orang
lain. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan
dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses belajar dan
bekerja sepanjang hidup. Pemahaman tersebut menyebabkan individu tidak
merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.
3. Menerima pujian tanpa rasa
malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak diberikan terhadap
individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya.
4. Merasa mampu memperbaiki
diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.
Sedangkan orang yang memiliki konsep diri yang negatif
menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
1. Peka terhadap kritik.
Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain sebagai proses
refleksi diri.
2. Bersikap responsif terhadap
pujian. Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan,
sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat penghargaan.
3. Cenderung merasa tidak
disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap orang lain
disekitarnya memandang dirinya dengan negatif.
4. Mempunyai sikap hiperkritik.
Suka melakukan kritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain.
5. Mengalami hambatan
dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang mampu dalam
berinteraksi dengan orang lain.
Sumber:
http://belajarpsikologi.com/pengertian-konsep-diri/
http://www.duniapsikologi.com/konsep-diri-positif-dan -konsep-diri-negatif/
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/aktualisasi_diri/bab3-konsep_diri.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar