Rabu, 17 Oktober 2012

BRAND

MENGENAI BRAND

Brand adalah nama, terminologi, tanda, simbol, desain atau kombinasi diantaranya, yang ditujukan untuk mendidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual dan untuk mebedakannya dari pesaing. Brand berfungsi sebagai identitas suatu perusahaan atau organisasi. Namun brand tidak hanya digambarkan dalam sebuah simbol (seperti logo), brand bersifat menyeluruh. Brand bisa berupa nama, simbol/logo, bentuk, iklan, slogan, maupun penggunaan kombinasi warna.

Brand lebih dari sekedar jaminan kualitas karena di dalamnya tercakup enam hal berikut ini :
- Atribut produk: Seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali desain, dan lain-lain. Mercedes menyatakan sesuatu mahal, produk yang dibuat dengan baik, terancang baik, tahan lama, bergengsi tinggi, dan sebagainya. 
- Manfaat: Meskipun suatu brand membawa sejumlah atribut, konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut. Dalam hal ini atribut brand diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional atau manfaat emosional.
Contoh: Sebagai gambaran, atribut "mahal" cenderung diterjemahkan sebagai manfaat emosional, sehingga orang yang mengendarai mercedes akan merasa dirinya dianggap penting dan dihargai. 
- Nilai: Brand juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.
Contoh: Mercedes menyatakan produk yang berkinerja tinggi, aman, bergengsi, dan sebagainya. Dengan demikian produsen Mercedes juga mendapat nilai tinggi di mata masyarakat. 
- Mencerminkan budaya tertentu: Brand tersebut bersifat menjadi pembawa budaya tertentu.
Contoh: Mercedes mencerminkan budaya Jerman yang terorganisir, konsisten, tingkat keseriusannya tinggi, efisien, dan berkualitas tinggi. 
- Kepribadian: Brand juga mencerminkan kepribadian tertentu. Sering kali produk tertentu menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau menopang brand produknya. 
- Pemakai: Brand menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.
Contoh: Pemakai Mercedes pada umumnya dihubungkan dengan orang kaya, kalangan manajer puncak, dan sebagainya. Pemakai Dimension Kiddies tentunya adalah anak-anak.

BRAND BUILDING

Brand building adalah usaha perusahaan untuk membangun citra suatu merek yang dijualnya.

Berikut adalah dua langkah mudah untuk membangun merek yang kuat dan mengoptimalkan pengalaman pelanggan:
1. Mengidentifikasi “reason to believe”:
Janji merek Anda tidak relevan jika pelanggan Anda tidak percaya. Oleh karena itu, janji Anda harus didukung oleh alas an untuk dipercaya. Hal ini otomatis akan menambahkan substansi janji dan menentukan harapan khusus untuk pelanggan.
Sebagai contoh, produsen mobil menjanjikan pelanggan potensialnya bahwa Mobil XYZ adalah "pilihan cerdas untuk pengemudi yang serius." Apa yang membuat pilihan cerdas? Mengapa pelanggan percaya janji ini?”
Untuk menjawab pertanyaan ini secara efektif, produsen bisa membingkai janjinya dengan dua reason to buy yaitu kinerja yang sporty dan aman. Kedua alasan tersebut pada dasarnya mendefinisikan "pilihan cerdas" dan jelas mengatur harapan pelanggan. Mereka juga memberikan perusahaan ke arah yang spesifik untuk merancang pengalaman pelanggan melalui media kontak pelanggan yang nyata seperti fitur desain kendaraan, kampanye iklan, dealer pendekatan penjualan, dan kegiatan layanan kepada pelanggan.
2. Menyelaraskan organisasi secara konsisten untuk memberikan pengalaman yang optimal:
  Pendekatan holistik untuk menyelaraskan organisasi Anda secara konsisten memberikan pengalaman yang optimal sangat penting. Mengidentifikasi orang-orang, proses, dan alat-alat yang mendorong setiap kunci touchpoint.

Elemen – elemen dari merek antara lain sebagi berikut:
1. nama
2. logo
3. simbol
4. desain
5. slogan
6. kemasan

Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan elemen merek: 
1. Mudah diingat
Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah diingat, dan disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi.
2. Memiliki makna
Artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna maupun penjelasan/ deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.
Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa:
a. informasi umum tentang kategori dan isi dari produk
b. informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan manfaat dari produk.
3. Menarik dan lucu
Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah desain yang menarik dan lucu.
4. Fleksibel
Artinya elemen merek dapat dimengerti dan tetap dapat diterima oleh daerah/pasar, bahkan budaya lain. Nama yang digunakan pun tidaklah terlalu sulit untuk diterjemahkan. Seringkali pemilihan elemen merek mudah diingat oleh masyarakat lokal, namun sangatlah sulit dimengerti oleh masyarakat lain. Hal ini tentunya akan menghambat produsen untuk masuk dalam pasar yang baru.
5. Legal
Artinya brand elemen tersebut sah menurut hukum dan undang–undang yang berlaku, sehingga berada di bawah perlindungan hukum.

Hal – hal yang berkaitan erat dengan merek adalah :
1. Nama merek (brand name) yaitu bagian dari suatu merek yang dapat diucapkan atau dilafalkan. 
Contoh: Avon, Toyota, Disneyland, Pepsodent, dan lain-lain.
2 Tanda merek (brand mark) yaitu bagian dari merek yang dapat dikenali,namun tidak dapat dibaca atau diucapkan. Tanda merek ini berupa logo, simbol, warna, gambar, dan desain.

Faktor – faktor yang mendasari pemberian nama merek sebuah produk antara lain:
1. Pemberian nama berdasarkan pencipta produk.
Contoh: Estee Lauder Cosmetics, Orville Redenbacher popcorn
2. Pemberian nama berdasarkan tempat.
Contoh: Surabaya Plaza Hotel, British Airways, Sante Fe Cologne
3. Pemberian nama berdasarkan nama hewan / burung.
Contoh: Mustang automobiles, rokok Kuda Mas
4. Pemberian nama berdasarkan obyek/benda tertentu.
Contoh: Apple computers
5. Pemberian nama berdasarkan arti/makna produk tersebut,yang berarti nama menjelaskan keberadaan produk yang dipasarkan.
Contoh: Just Juice
6. .Pemberian nama berdasarkan fungsi atau kegunaan produk.
Contoh : Mop and Glo floor cleaner: produk pembersih lantai

Karakter brand supaya menjadi brand yang berpotensi:
1. A quality product
Sejak kepuasaan konsumen digunakan untuk mengukur nilai-nilai merek (brand values), kualitas adalah nomor satu yang diinginkan konsumen.
2. Being first
Menjadi yang pertama dalam pasar, bukan dalam teknologi.
3. Unique positioning concept
Merek harus memiliki posisi konsep yang unik, yang akan membedakan dari pesaingnya
4. Strong communications program
Brand yang sukses harus disertai dengan penjualan yang efektif, pengiklanan, kampanye promosi yang akan mengkomunikasikan fungsi dari brand itu dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan usaha yang keras, dan komitmen untuk memperkuat komunikasi itu, maka akan menimbulkan kesadaran konsumen akan brand tersebut.
5. Time and Consistency
Merek tidak dibangun dalam waktu yang cepat, membutuhkan waktu untuk membangun merek tersebut dan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Dalam memelihara nilai-nilai merek dibutuhkan waktu yang berkesinambungan (terus– menerus) dan dihubungkan dengan perubahan lingkungan.

Fungsi brand (merek)

1. Bagi konsumen
a. Identifikasi mutu produk, baik berupa barang maupun jasa. Mutu/kualitas produk berupa barang nyata/tampak dari kondisi barang tersebut, baik dari kualitasnya sampai pada kemasan barang. Sedangkan produk yang berupa jasa, mutu/kualitas pelayanan adalah pelayanan kepada tamu.
b. Merek meningkatkan efisiensi pembeli. Dengan adanya nama/merek maka akan memudahkan pembeli menemukan produk yang dicari/diminati. Hal ini tentunya lebih efisien dan efektif.
c. Membantu menarik perhatian konsumen atas suatu produk baru yang mungkin memberikan keuntungan bagi mereka.
d. Untuk membantu mencegah terjadinya hal–hal yang tidak diinginkan okonsumen/resiko konsumen, baik resiko dalam hal kesehatan, resiko kesalahan fungsi produk, kesalahan harga, ataupun resiko ketidaklayakan produk/jasa tersebut dikonsumsi.
 
2. Bagi produsen atau penjual
a. Memudahkan penjual untuk memproses pesanan dan menelusuri masalah yang timbul.
b. Sebagai perlindungan hukum terhadap ciri khas produk, sehingga tidak ada produk lain yang meniru.
c. Membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar
d. Membantu penjual dalam menarik pelanggan atau konsumen yang setia dan yang menguntungkan.
e. Membantu membangun citra perusahaan/produsen (jika merek tersebut menimbulkan persepsi positif di masyarakat)
f. Mengidentifikasikan produk dalam perdagangan
g. Mengidentifikasikan keunggulan produk yang dimiliki, yang membedakan produk tersebut dengan produk lain, terutama produk saingan.

Perusahaan, baik perusahaan barang maupun jasa berusaha meningkatkan kekuatan mereknya di pasaran dari waktu ke waktu. Dalam hal ini produsen akan berusaha memperkenalkan produknya terutama keunggulan produk yang tidak dimiliki oleh produk lain.
Keberadaan merek bukan hanya semata–mata menunjukkan nama dari sebuah produk, namun lebih dari itu, merek menunjukkan nilai tambah dari produk dalam berbagai dimensi, yang membedakan produk tersebut dengan produk lain.
Kesuksesan dalam membangun merek yang kuat akan tercipta apabila elemen-elemen pendukung merek mendukung dan memberikan kontribusi yang positif guna terciptanya merek yang kuat di pasaran. Elemen–elemen yang dimaksudkan di sini adalah kualitas produk yang baik, kemampuan produk dalam memenuhi kebutuhan ataupun keinginan konsumen, kemampuan strategi marketing yang handal untuk terus memperkenalkan merek di pasaran melalui segala program–program marketing, sampai pada kemasan produk yang benar, baik dan menarik, harga produk yang sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan.
Dengan demikian, merek dapat terus dikenal, menjadi perhatian dan terus dikonsumsi oleh masyarakat (menciptakan keloyalan konsumen), dipercaya, sehingga merek tersebut menjadi merek yang kuat di pasaran

BRAND IMAGE

Pengertian brand image (Keller, 2003):
1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen.
2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk Membangun brand image yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang baik dari elemen–elemen yang mendukung (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya) dapat menciptakan brand image yang kuat bagi konsumen.

Faktor – faktor pendukung terbentuknya brand image dalam keterkaitannya dengan asosiasi merek: (Keller, 2003)
1. Favorability of brand association / Keunggulan asosiasi merek.
Salah satu faktor pembentuk brand image adalah keunggulan produk, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan.
Contoh: Oliver Footwear merupakan penghasil alas kaki terbesar di Australia. Produknya adalah sepatu bot tinggi untuk tempur, sepatu tinggi untuk pemadam kebakaran. Sepatu bot yang diproduksi awal tahun 1990-an ini sekarang menjadi salah satu model sepatu terbaik di Australia. Kelebihan sepatu ini adalah kualitas yang unggul baik dalam hal model maupun kenyamanan pada saat di pakai. Sepatu ini berusaha untuk terus mempertahankan “gaya gagah dan watak sederhana“. Karena keunggulan kualitas (model dan kenyamanan) dan ciri khas itulah yang menyebabkan sepatu ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi kalangan orang muda, usahawan Barat kaya serta para wanita.
2. Strength of brand association/familiarity of brand association / Kekuatan
asosiasi merek

Contoh membangun kepopuleran merek dengan strategi komunikasi melalui periklanan:
Hotel Shangri-la sebagai hotel bintang lima yang berhasil menampilkan diri sebagai merek hotel yang berkualitas di wilayahnya pada tahun 1990-an. Strategi yang digunakan adalah dengan melakukan kampanye iklan dengan slogan “Kemana lagi kecuali ke Shangri-La ?” Setiap merek yang berharga mempunyai jiwa, suatu kepribadian khusus. adalah kewajiban mendasar bagi pemilik merek untuk dapat mengungkapkan, mensosialisasikan jiwa/ kepribadian tersebut dalam satu bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Hal itulah yang akan terus menerus menjadi penghubung antara produk/merek dengan konsumen. Dengan demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga ditengah–tengah maraknya persaingan.Membangun popularitas sebuah merek menjadi merek yang terkenal tidaklah mudah. Namun demikian, popularitas adalah salah satu kunci yang dapat membentuk brand image konsumen.
3. Uniquesness of brand association / Keunikan asosiasi merek
Merupakan keunikan–keunikan yang di miliki oleh produk tersebut.
Contoh adalah usaha Negara Singapura yang dimulai pada tahun 1970-an, di mana Negara ini berusaha serius terlibat dalam dunia pariwisata. Pada tahun itu, Singapura sadar akan keberadaannya yang tidak memiliki kekuatan besar untuk meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata. Salah satu kendala terbesar adalah faktor minimnya dana.
Kendala lainnya adalah:
1. Citranya sebagai Negara tujuan liburan sangat rendah bagi kebanyakan negara Barat yang saat itu menjadi pasar yang kuat di sektor pariwisata.
2. Agenda moderenisasi perkotaan pemerintah yang tidak sesuai dengan janji pelayanan orang asing yang unik yang biasanya dicari para wisatawan.
Sedangkan kelebihan yang dimiliki oleh Negara ini adalah: lokasi yang sangat strategis dan keberadaan singapura yang merupakan gudang serta pertokoan bebas bea cukai terbaik di Asia Tenggara.
Usaha yang dilakukan Negara Singapura dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya adalah dengan menciptakan keunikan–keunikan yang menarik perhatian masyarakat, antara lain :
1. Memberikan pajak yang kecil pada semua rekening hotel dan restoran pada organisasi–organisasi yang mendukung, berhubungan dengan sektor pariwisata.
2. Kampanye global untuk pertama kalinya yang diadakan oleh Dewan Pariwista pada tahun 1980-an. Sasaran utamanya adalah lalu lintas pengunjung di pasar–pasar Barat yang terpilih. Slogan yang di pilih adalah “Pulau Tropis yang Paling Mengagumkan di Dunia“. Lima macam iklan dengan variasi dan gambar yang berbeda–beda dimuat dan dirotasikan pada majalah–majalah populer sepanjang tahun. Lima publikasi beruturut–turut setiap minggu. Metode tersebut berhasil. Pemasangan iklan tersebut mampu menumbuhkan ingatan tentang Singapura bagi para pembaca baik dalam maupun luar negeri. Para pembaca merasa bahwa Singapura sedang berbicara kepada mereka setiap minggunya. Iklan tersebut sangat menarik dimana ditampilkan keunikan–keunikan Singapura sebagai Pulau Tropis yang paling mengagumkan. Keunikan tersebut sangat menarik perhatian dan terus diingat oleh pembaca. Selain iklan pada majalah, dibuat pula brosur-brosur yang juga memuat keunikan Singapura. Berikut salah satu contoh isi brosur “Apa yang dapat anda lakukan di singapura yang tidak dapat dilakukan di tempat lain? Pesiar sore hari dengan perahu Jung Cina model lama, makan malam, dilayani di bawah cahaya lampu lentera ketika kaki langit menghilang ditelan senja? Kopi Minggu pagi dengan kicauan burung berbulu bintik–bintik? Minum kopi dengan orang utan yang suka berkelakar seperti orang di sebelah Anda… ”.Singapura terus berjuang untuk mengembangkan dunia pariwisatanya dengan menonjolkan keunikan yang dimilikinya. Klimaksnya slogan”Pulau Tropis yang Paling Mengagumkan di Dunia“ diganti menjadi “Singapura yang Mengagumkan“. Usaha berkesinambungan dari Singapura membuahkan hasil, pada tahun 2000, sektor pariwisata menyumbang hampir US $ 6 milyar pada perekonomian Singapura.

Beberapa keuntungan dengan terciptanya brand image yang kuat adalah:
1. Peluang bagi produk/merek untuk terus mengembangkan diri dan memiliki prospek bisnis yang bagus.
2. Memimpin produk untuk semakin memiliki sistem keuangan yang bagus.
3. Menciptakan loyalitas konsumen
4. Membantu dalam efisiensi marketing, karena merek telah berhasil dikenal dan
diingat oleh konsumen.
5. Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing. Semakin merek dikenal oleh masyarakat, maka perbedaan/keunikan baru yang diciptakan perusahaan akan mudah dikenali konsumen.
6. Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan.
7. Meminimumkan kehancuran/kepailitan perusahaan.
8. Mempermudah mendapatkan investor baru guna mengembangkan produk.

BRAND EQUITY 

Ekuitas merek adalah sekumpulan asset yang terkait nama merek dan symbol, sehingga dapat menambah nilai yang terdapat dalam produk dan jasa tersebut. 
Ekuitas merek sebagai asset, dikategorikan dalam beberapa hal, yaitu:
1. brand name awareness
2. brand loyalty
3. brand association
4. other asset brand (Tradmark, patents, dll). 
Semakin kuat brand equity, maka hal tersebut mengindikasian bahwa semakin tingginya name awareness, perceive quality, brand assosiasion dan other asset of brand (Kotler dan Amstrong, 1994).  Brand equity yang kuat akan berdampak juga pada loyalitas konsumen dan profit perusahaan (Keller, 2001b). 

Nilai bagi pelanggan :
1. Interpretation/processing of information
Suatu produk/jasa dengan brand equity yang kuat, dapat membantu mempersingkat pencarian pelanggan dalam pengambilan keputusan pembelian barang karena pelanggan merasa percaya dan mengenal karakteristik dari merek yang dipilih.
2. Confidence in the purchase decision
Ketika pelanggan membeli produk dengan brand equity yang kuat, akan memberikan kepercayaan diri bagi pelanggan ketika memutuskan menggunakan merek tersebut.
3. Use satisfaction
Produk dengan brand equity yang kuat akan memberikan kepuasan bagi pelanggan yang berasal dari persepsi terhadap kualitas dan asosiasi merek.

Nilai bagi perusahaan :
1. Efficiency and effectiveness of marketing program
Dengan merek yang telah dikenal pelanggan, maka perusahaan akan lebih mudah dan lebih efektif dalam melakukan program promosi.
2. Brand loyalty
Brand loyalty dimiliki produk dengan brand equity yang kuat. Pelanggan yang setia menggunakan sebuah merek tidak akan mencoba produk dengan merek lain, dan ini sangat menguntungkan bagi perusahaan, karena mempertahankan pelanggan lama merupakan upaya yang lebih strategis dibandingkan dengan menarik pelanggan baru.
3. Prices/Margins
Perusahaan yang memiliki produk dengan brand equity yang kuat dapat dapat menaikkan margin produk tersebut, baik dengan mengurangi biaya promosi ataupun dengan membuat premium pricing pada merek dengan brand equity yang kuat.
4. Brand extension
Brand extension merupakan perluasan merek atau penggunaan merek yang sudah ada dalam suatu produk kategori baru. Brand equity dapat menjadi dasar sebagai perluasan merek selama masih berada dalam asosiasi pelanggan.
5. Trade leverage
Brand equity dapat menghasilkan leverage pada distributor. Distributor akan dapat mengurangi resiko ketidakpastian penjualan dari merek dengan brand equity yang kuat, karena merek tersebut telah diakui dan memiliki asosiasi yang baik dimata pelanggan. Brand equity yang kuat akan membuat produk dicari oleh pelanggan dan menghasilkan dukungan dari distributor dengan cara memberikan display dan target penjualannya.
6. Competitive advantage
Brand equity akan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan yang dapat menjadikan pembeda dan menyulitkan kompetitor untuk bersaing dengan merek tersebut. 

Menurut Susanto dan Wijanarko (2004) yang mengadaptasi teori Aaker, brand equity dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori:

a. Brand awareness
Brand awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengingat suatu brand dan yang menjadikannya berbeda bila dibandingkan dengan brand lainnya.
Ada 4 tingkatan brand awareness yaitu:
1. Unaware of brand (tidak menyadari merek)
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
2. Brand recognition (pengenalan merek)
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
3. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.
Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
4. Top of mind (puncak pikiran)
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.

Ada 4 indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah brand antara lain:
1. Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang diingat.
2. Recognition yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam kategori tertentu.
3. Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk/layanan.
4. Consumption yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika sedang menggunakan produk/layanan pesaing.

b. Perceived quality
Didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang
diharapkan.

c. Brand association
Adalah sesuatu yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah produk. Asosiasi ini tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterikatan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya.

d. Brand loyalty
Merupakan ukuran kesetiaan seorang pelanggan pada sebuah merek. Loyalitas memiliki tingkatan sebagai berikut:
1. Tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama sekali tidak tertarik pada merek-merek apapun yang ditawarkan. Dengan demikian, merek memainkan peran yang kecil dalam keputusan pembelian. Pada umumnya, jenis konsumen seperti ini suka berpindah-pindah merek atau disebut tipe konsumen switcher atau price buyer (konsumen lebih memperhatikan harga di dalam melakukan pembelian).
2. Tingkat kedua adalah para pembeli merasa puas dengan produk yang digunakan, atau minimal tidak mengalami kekecewaan. Pada dasarnya, tidak terdapat dimensi ketidakpuasan yang cukup memadai untuk mendorong suatu perubahan, terutama apabila pergantian ke merek lain memerlukan suatu tambahan biaya. Para pembeli tipe ini dapat disebut pembeli tipe kebiasaan (habitual buyer).
3. Tingkat ketiga berisi orang-orang yang puas, namun memikul biaya peralihan (switching cost), baik dalam waktu, uang atau resiko sehubungan dengan upaya untuk melakukan pergantian ke merek lain. Kelompok ini biasanya disebut dengan konsumen loyal yang merasakan adanya suatu pengorbanan apabila melakukan penggantian ke merek lain. Para pembeli tipe ini disebut satisfied buyer.
4. Tingkat keempat adalah konsumen benar-benar menyukai merek tersebut.
Pilihan konsumen terhadap suatu merek dilandasi pada suatu asosiasi, seperti simbol, rangkaian pengalaman dalam menggunakannya, atau kesan kualitas yang tinggi. Para pembeli pada tingkat ini disebut sahabat merek, karena terdapat perasaan emosional dalam menyukai merek.
5. Tingkat teratas adalah para pelanggan yang setia. Para pelanggan mempunyai suatu kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merek. Merek tersebut sangat penting bagi pelanggan baik dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi mengenai siapa pelanggan sebenarnya(commited buyers).

e. Other proprietary brand assets
Adalah hal-hal lain yang tidak termasuk dalam 4 kategori diatas tetapi turut membangun brand equity (pp. 127-134).
Sedangkan menurut Kim dan Kim (2004), brand equity meliputi 4 hal, antara lain loyalitas merek, perceived quality, citra merek, dan brand awareness.

Sumber:

Rabu, 05 September 2012

SEGMENTASI, TARGETING, POSITIONING, DAN DIFERENSIASI

Segmentasi, targeting, positioning, dan diferensiasi adalah unsur-unsur penting yang saling berhubungan dalam strategi pemasaran. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu per satu.

A. SEGMENTASI
Segmentasi adalah pengelompokkan konsumen ke dalam golongan yang berbeda-beda dengan tujuan agar perusahaan dapat memasarkan produknya agar sampai kepada konsumen dengan hasil yang optimal. Pengelompokkan konsumen bisa dilakukan berdasarkan ekonomi, kebiasaan si konsumen sehari-hari, jenis kelamin, dan lain-lain.

Peranan segmentasi dalam marketing:
- Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan kita.
- Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar.
- Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita selanjutnya.
- Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara yang berbeda.

Cara-cara dalam memandang suatu pasar:
- Static attribute segmentation. Maksudnya static di sini adalah hal-hal yang bersifat tetap dan tidah bisa diubah. Cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi. Maksudnya geografis adalah kita melihat pasar berdasarkan wilayah seperti kawasan, kota, desa, negara, provinsi, dan lain-lain. Maksudnya demografi adalah kita melihat pasar berdasarkan personality calon konsumen kita seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, dan pendidikan. 
- Dinamic attribute segmentation. Maksudnya dinamic di sini adalah hal-hal yang cenderung bersifat berubah di beberapa waktu. Cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle dan  kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon pelanggan terhadap produk.
Contoh:
Dalam suatu lingkungan RT, pastinya banyak yang menarik untuk dikelompokkan. Perusahaan handphone dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat menengah, pasti akan mengelompokkan masyarakat di lingkungan RT itu seperti dalam sisi ekonomi, yaitu kelompok ekonomi kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah. Lalu dalam sisi kemampuan, seperti berapa banyak orang yang memiliki handphone dan yang belum di lingkungan RT tersebut. Pengelompokan itulah yang disebut dengan segmentasi.

Setelah segmentasi kepada konsumen sudah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah targeting.

B. TARGETING
Targeting adalah penentuan target konsumen yang akan membeli produk suatu perusahaan. Targeting adalah langkah selanjutnya dari segmentasi. Dalam hal ini, targeting lebih menentukan secara detail siapa yang akan menjadi calon konsumen produk suatu perusahaan itu. Targeting sangat penting untuk menetapkan secara jelas peruntukkan suatu produk yang akan dijual di pasaran.
Contoh:
Suatu perusahaan kosmetik pasti menentukan target konsumennya yaitu wanita. Bukan diperuntukkan bagi laki-laki.

Keterangan:
Segmentasi bersifat umum (cakupannya lebih luas) dan Targeting bersifat khusus (cakupannya lebih sempit).

C. POSITIONING
Positioning adalah suatu usaha atau strategi yang dilakukan suatu perusahaan untuk menguasai benak konsumen mengenai produk yang akan ditawarkan. Positioning adalah salah satu faktor yang sangat menentukan untuk target pemasaran suatu perusahaan. Keuntungan dari positioning ini adalah jika positioning ini berhasil dan mendapat citra yang baik di masyarakat, biasanya produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut akan terus diingat dan akan dibeli secara terus menerus oleh konsumen.
Contoh:
Air mineral yang biasa kita minum, di benak kita pasti berpikir bahwa merek air mineral yang kita minum adalah Aqua. Contoh lainnya adalah kebanyakan orang berpikir bahwa pasta gigi yang bagus adalah Pepsodent, dan lain-lain.

Syarat positioning yang baik adalah sebagai berikut:
- Positioning mencerminkan keunggulan positif.
Maksudnya adalah upaya suatu perusahaan dalam memberikan usaha untuk mengungguli kompetisi yang terjadi dalam suatu pasar. Jika perusahaan itu unggul, maka secara jelas dapat memudahkan kesempatan untuk produk yang dijual itu menjadi dikenal oleh calon konsumen.
- Positioning haruslah dipersepsi secara positif oleh konsumen dan menjadi alasan untuk dibeli (reason to buy).
Maksudnya adalah menyangkut usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk setidaknya produk yang dijual dapat dipercaya oleh konsumen. Sehingga dapat menjadi alasan untuk konsumen dapat membeli produk perusahaan tersebut.

- Positioning harus bersifat unik sehingga dapat dengan mudah membedakan diri dengan pesaing.
Maksudnya adalah perusahaan berusaha untuk memberikan suatu perbedaan terhadap produk yang dijual, sehingga lebih bisa dikenal/diingat oleh konsumen.
- Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan dalam lingkungan bisnis, apakah itu perubahan persaingan, perubahan perilaku pelanggan, sosial budaya dan sebagainya.
Maksudnya adalah perusahaan harus melakukan repositioning jika terjadi perubahan lanskap bisnis, agar produk yang terjual tetap laku di pasaran.
 
Kegagalan dalam Positioning:
- Tidak focus dalam merubah citra.
Banyak produk yang gagal dalam mereposisi diri (menempatkan diri) karena tidak fokus dalam merubah citra atau product yang di jual tidak bisa keluar dari positioning produk lama.
Contoh :
Green Sand atau Bir Bintang mengeluarkan produk Non Alkohol (alkohol 0%), dengan harapan bisa memperluas pasarnya. Produk ini dianggap produk banci, karena positioning Green Sand atau Bir Bintang dianggap minuman beralkohol. Prinsipnya bagi yang muslim ini menimbulkan keraguan-raguan. Karena citranya sebagai produk yang haram. Bagi para peminum jelas produk ini tidak akan menarik.
- Salah menggunakan media.
Maksunya adalah perusahaan harus mampu memilih media yang tepat dan sesuai dengan karakteristik produk yang ingin di komunikasikan. Jika salah, maka positioning tersebut tidak akan berhasil.
Contoh:
Iklan untuk anak-anak, seperti produk susu untuk anak-anak, tidak cocok untuk diiklankan di media majalah dewasa. Lebih cocok untuk diiklankan di majalah anak-anak.
- Salah menggunakan endoser (bintang iklan).
Fungsi bintang iklan (celebrity) sangat penting dalam mengkomunikasikan produk yang ingin dijual, agar positioning dapat berjalan dengan baik dan diterima oleh masyarakat.
Contoh: 
Tora Sudiro dianggap tepat dalam mengiklankan APV. Produk APV yang diprediksi tidak laku tenyata cukup diterima oleh masyarakat. Hal terlihat dari tingkat penjualan APV yang cukup lumayan.
- Positioning atau repositioning yang dilakukan tanpa melalui riset atau memperhatikan kondisi internal atau eksternal.
Jika tidak dilakukan, maka akan sangat berpengaruh pada point-point tadi, yaitu tidak fokus dalam merubah citra, salah menggunakan media, dan salah menggunakan endoser (bintang iklan).

D. DIFERENSIASI
Diferensiasi adalah usaha suatu perusahaan untuk membuat perbedaan terhadap perusahaan lainnya. Perbedaan tersebut dibuat agar perusahaan dapat menampilkan ciri khas tersendiri yang berbeda dibandingkan dengan perusahaan lainnya.
Diferensiasi dapat dilakukan melalui hal-hal berikut:
* Diferensiasi produk, membedakan produk berdasarkan keistimewaan, kinerja, kesesuaian, daya tahan, kemudahan untuk dipakai, dan dalam desain produknya.
* Diferensiasi pelayanan, membedakan pelayanan berdasarkan kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, konsultasi konsumen, pemeliharaan dan perbaikan suatu produk.
* Diferensiasi personil (karyawan), membedakan personil (karyawan) berdasarkan kemampuan, kesopanan, kredibilitas, dan kejujuran.

Resiko penerapan strategi diferensiasi adalah sebagai berikut:
- Bila konsumen hanya melihat sedikit nilai yang diciptakan karena diferensiasi, maka strategi biaya rendah akan menggesernya.
Maksudnya adalah menyangkut persaingan bisnis. Jika nilai yang ingin kita berikan kepada konsumen tidak sesuai dengan yang diharapkan (gagal), maka produk kita akan terkalahkan oleh produk dengan harga yang murah (yang belum tentu berkualitas tinggi).
- Mudah tergeser bila pesaing dapat merekayasa strategi yang sama dalam waktu yang singkat. 
Di sini, perusahaan harus berusaha memberikan strategi yang sulit direkayasa oleh perusahaan lain, sehingga produk kita tidak mudah tergeser oleh produk dari perusahaan lain. 
- Untuk mendapatkan produk yang unik dibutuhkan investasi yang cukup besar.
Produk yang tidak banyak terpikirkan oleh orang lain. Yang membuat unik produk tersebut, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mungkin dalam segi desainnya yang membuat unik, atau dalam segi pemasarannya seperti iklan, dibutuhkan investasi/ biaya yang tidak sedikit. Tapi, jika dilakukan, kemungkinan produk yang dijual akan lebih dikenal oleh orang lain, cukup besar peluangnya.

Sumber:
http://blog.its.ac.id/suherminstatistikaitsacid/files/2008/09/segmentasi-diferensiasi-positioning.pdf
http://bisnisukm.com/apa-itu-segmentasi-pasar.html
http://shelmi.wordpress.com/2011/01/18/positioning-2/
http://rajapresentasi.com/2009/08/segmentasi-targeting-dan-positioning-dalam-manajemen-pemasaran/
http://30bisa.forumotions.com/t34-dasar-dasar-pemasaran-diferensiasi